Thursday 4 October 2018

Hayho

Lama tak bersua.
Bersuapun tak pernah lama.
Banyak sebenarnya cerita yang tak kunjung terpublish. Tersimpan tak rapi dalam draf blog.
Yang jikalau gw baca lagi, teramat bersyukur gw gak pernah publish.  Terlalu bertele tele.
Banyak pelajaran yang gw dapat setelah lama gak nulis.
Semoga kedepannya bakal banyak balik nulis seperti ini lagi. Mencoba nuangin pikiran untuk dibagi. Atau sekedar dibaca kembali suatu saat nanti.

Thursday 24 July 2014

Maskot Samarinda.??



Lucu dan menggemaskan, siapa yang tidak jatuh cinta  kepada satwa lucu yang satu ini. Sekilas satwa ini sangat mirip dengan lumba lumba namun jika dilihat lagi terdapat perbeda'an yang mencolok dari segi fisik, perbeda’an yang paling mencolok lainnya adalah satwa ini berada di air tawar dan hidup di sungai sungai-sungai tropis berbeda dengan lumba lumba dan ikan paus yang berhabitat dilaut.

Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) itulah nama satwa lucu yang satu ini. Mamalia ini juga sering disebut lumba-lumba air tawar karena habitatnya yang berada di sungai sungai tropis.

Pesut juga merupakan satwa khas samarinda dan menjadi mascot kota tepian ini, bahkan didalam logo pemkot kota samarindapun terdapat 2 ekor pesut Mahakam yang melambangkan koordinasi serta kerjasama yang dinamis antara eksekutif dan legislative dalam melaksanakan pembangunan.

Namun sayangnya satwa satu ini kini menjadi sangat langka dan susah untuk ditemui disepanjang sungai Mahakam. Bahkan ditepian kota Samarinda sendiripun, satwa ini seperti tergeser oleh kemajuan pembangunan. Disepanjang tepian kota samarinda, sangat mustahil rasanya kita bisa menjumpai satwa satu ini. Habitat Satwa ini juga ini juga terancam akibat pembuka’an lahan perkebunan sawit. Polutan dari kebun-kebun sawit mengakibatkan air tercemar, dan ikan yang menjadi makanan ikan pesut semakin berkurang. Selain itu bahan bahan kimia serta limbah dari perusaha’an perusaha’an juga menambah dampak buruk bagi eksistensi pesut Mahakam. Belum lagi aktifitas tambang batu bara serta pengeboran migas yang dapat berdampak kerusakan permanen pada telinga pesut yang berfungsi untuk menentukan lokasi mencari makan.
Satwa ini berada di ambang kepunahan dan berada di kategori kritis dan berstatus rawan punah. Bahkan kini jumlahnya di alam bebas tidak mencapai 100 ekor.
Sungguh ironis sekali, satwa yang menjadi mascot kota sendiri malah kurang diperhatikan dan cendrung diabaikan. Untungnya masih ada sekelompok orang yang peduli akan nasib satwa yang satu ini.
Save pesut Mahakam, itulah nama komunitas yang menjadi wadah bagi siapa saja yang ingin turut mendukung pelestarian pesut Mahakam. Komunitas ini merupakan sarana untuk saling berbagi informasi tentang pesut mahakam guna melestarikan satwa yang menjadi maskot kota samarinda ini. Selain itu komunitas ini juga sering melakukan obeservasi dan terjun langsung ke lapangan untuk menemukan dan menyelamatkan pesut yang terjerat jaring.
ini beberapa dokumentasi tentang kegiatan komunitas save pesut mahakam


sumber gambar; savepesutmahakam.com
Untuk kalian yang tertarik melestarikan dan menyelamatkan satwa ini dari kepunahan, atau tertarik dengan komunitas ini kalian bisa bergabung di grup facebook "Save The Mahakam Dolphin" dan juga follow twitter di @pesutmahakam100. Bisa juga mampir ke website mereka di Savepesutmahakam.com untuk lebih mengetahui tentang komunitas ini.

Ironis memang kalau melihat kenyataan satwa yang menjadi maskot kota sendiri yang patungnya terlihat jelas di depan kantor gubernur Kaltim malah pergi meninggalkan kota ini. Satwa ini seperti tergeser oleh pesatnya pembangunan dikota Samarinda. Sangat mustahil rasanya apabila kita dapat menjumpai semburan ikan pesut sepanjang tepian kota Samarinda. Sudah selayaknya kita berkaca dari kota tetangga Balikpapan yang membangun penangkaran satwa beruang madu yang menjadi maskot kota mereka. Sudah selayaknya pula pemerintah terkait membangun penangkaran pesut agar populasi mereka tidak terus berkurang dan punah pada akhirnya. Jangan biarkan anak cucu kita hanya mampu melihat maskot kotanya melalui patung yang tak bergerak tanpa pernah melihat langsung satwa ini berenang dan menyemburkan air keudara. Sudah selayaknya pulalah kita menyadari dan menjaga habitat asal pesut mahakam agar maskot kota ini mau kembali ke kota kita tercinta ini.
Let's Save Pesut Mahakam..!!

Samarinda Kota Tepian

Samarinda adalah salah satu kota sekaligus ibukota provinsi Kalimantan Timur.  Asal muasal kota samarinda  berasal dari kata samarenda yang lama kelama’an ejaannya berubah menjadi samarinda.  Kata ini mulanya ditujukan untuk melambangkan bahwa tidak ada perbeda’an derajat baik bangsawan atau tidak, semua sama derajatnya karena berada di sekitar lokasi muara sungai yang berulak dan kiri dan kanan sungai atau rendah.  Silahkan baca untuk mendalami sejarah kota samarinda.
Samarinda juga dikenal sebagai kota Tepian karena memang letak kota ini dikelilingi oleh sungai Mahakam yang membentang dari hulu ke hilir. Samarinda punya berbagai objek wisata yang menarik dan tentunya wajib dikunjungin.
Pertama, Mesjid Islamic Centre atau kini bernama mesjid baitul muttaqien. Mesjid ini terletak di kelurahan Karang asam, Samarinda ilir, Samarinda Kalimantan timur. Mesjid ini masih menduduki peringkat kedua sebagai mesjid terbesar di Indonesia setelah mesjid istiqlal Jakarta.  Tempat yang cocok buat buat mendekatkan diri kepada allah seraya mengaggumi mahakarya mesjid yang sagat megah ini. Selain itu kita juga bisa melihat keindahan kota dari menara asma’ul husna yang berada disini. Subhanallah
Buat yang ingin wisata keluarga jangan lupa mampir ke tepian Mahakam yang ada di dekat jembatan Mahakam, banyak permainan yang dapat memanjakan anda dan keluarga dan tentu saja hemat dikantong.
Selain itu juga jangan lupa mampir ke tepian yang ada didepan kantor gubernur, disini dapat dijumpai berbagai macam lampion lampion yang indah dan menarik yang cocok banget buat dijadikan objek foto bareng buat kenang-kenangan. Kita juga bisa menikmati syahdunya suasana sungai Mahakam malam hari didua tempat iniloh.
Jangan lupa juga untuk bertamasya sambil belajar serta peduli terhadap lingkungan di kebun Raya Samarinda untuk mengenalkan betapa pentingnya kesadaran terhadap makhluk hidup yang lain. Disini kita dapat menjumpai berbagai macam satwa seperti orang utan, Uwa-uwa, dan berbagai macam flora dan fauna yang lain. Selain itu juga terdapat berbagai sarana permainan untuk sekeluarga. Namun sayangnya banyak satwa disini yang nampaknya kurang terurus dan terawat dengan baik, hal ini tentu perlu menjadi pertimbangan serius untuk pengurus terkait guna memperhatikan kondisi satwa yang berada didalamnya guna meningkatkan intensitas wisatawan untuk berkunjung.
Selain ketiga tempat tadi, kini juga hadir taman cerdas, letaknya berada didekat rumah walikota Samarinda yaitu di Jl. Letjend S. Parman. Di disini ada banyak patung patung dari karakter kesuka’an anak anak seperti mickey mouse, hello kity, minion hingga Doraemon. Disini juga terdapat arena bermain untuk anak  anak serta keluarga. Disini biasanya sering menjadi ajang tempat berkumpul muda mudi dan keluarga. Baik bermain Skateboard, berlahraga, sebagainya maupun wadah melepas penat.

 

Wednesday 23 July 2014

Samarinda Miniatur Budaya Indonesia



Kalau kita berbicara tentang budaya samarinda, maka kita tidak bisa lepas dari sejarah kota Samarinda itu sendiri. Kota yang bisa dibilang sebagai miniatur budaya Indonesia karena hampir semua budaya dan suku di seluruh Indonesia berbaur dan menjadi satu dikota Samarinda ini. Mulai dari ujung Banda aceh sampe tanah Papua pasti bisa ditemukan disini, meskipun sebagian besar masih didominasi oleh suku bugis, banjar dan jawa tentunya tanpa mengasingkan suku asli Kalimantan itu sendiri yaitu kutai dan dayak.
Menurut sejarah terbentuknya kota samarinda, peran para pendatangpun mengambil peran sangat besar dalam terbentuknya kota samarinda itu sendiri. Dan hingga kinipun peran pendatang mempunyai peran dalam pertumbuhan perekonomian kota samarinda.
Yaitu rombongan orang-orang bugis wajo yang dipimpin la mohang daeng mangkona (Pua ado)yang hijrah dari kesultanan gowa ke kesultanan kutai pada 1668. Hijrahnya mereka dikarenakan mereka tidak mau tunduk dan patuh terhadap perjanjian bongaya,yaitu perjanjian yang sebenarnya merupakan deklarasi kekalahan kesultanan gowa dari VOC (Penjajah Belanda). 
Kedatangan rombongan orang-orang bugis wajo dari kerajaan gowa ini pun disambut baik oleh kesultanan kerajaan kutai  dengan syarat bahwa orang-orang bugis wajo wajib membantu segala kepentingan raja kutai, terutama dalam menghadapi musuh.
Atas kesepakatan dari perjanjian itulah akhirnya rombongan bugis wajo akhirnya menempati daerah sekitar muara karang mumus.
Kisaran tahun 1668 La mohang daeng mangkona bersama pengikutnya diperintahkan oleh kerajaan kutai untuk membuka suatu perkampungan di tanah rendah. Hal ini dikarenakan seringnya  terjadi perampokan yang dilakukan oleh para bajak laut philipina di berbagai daerah pantai wilayah kerajaan kutai kartanegara. Selain itu, sultan yang dikenal bijaksana ini memang bermaksud memberikan tempat bagi masyarakat Bugis yang mencari suaka ke Kutai akibat peperangan didaerah asal mereka. Perkampunga itupun deberi nama Sama Rendah. Hal ini dimaksudkan agar semua penduduk baik asli maupun pendatang, baik bangsawan ataupun tidak  semuanya tetap berderajat sama dan tidak ada perbedaan baik suku bugis, kutai, banjar dan suku suku lainya.
Dengan rumah rakit yang berada di atas air, harus sama tinggi antara rumah satu dengan yang lainnya, melambangkan tidak ada perbedaan derajat apakah bangsawan atau tidak, semua "sama" derajatnya dengan lokasi yang berada di sekitar muara sungai yang berulak dan di kiri kanan sungai daratan atau "rendah". Diperkirakan dari istilah inilah lokasi pemukiman baru tersebut dinamakan Samarenda atau lama-kelamaan ejaan Samarinda. Istilah atau nama itu memang sesuai dengan keadaan lahan atau lokasi yang terdiri atas dataran rendah dan daerah persawahan yang subur.
Dilihat dari segi sejarah bisa dibilang kebudayaan  Samarin
da adalah kebudaya'an yang unik. Unik karena hampir semua kebudayaan dari seluruh Indonesia berbaur dan menjadi satu disini, mulai dari Bugis, Banjar, Jawa, dan masih banyak lagi yang mungkin susah untuk disebutkan satu persatu. Meskipun begitu kita tetap dapat melihat kebudaya'an asli seperti kebudaya'an dayak yang dapat ditemui di desa budaya pampang.
Samarinda adalah kota yang ramah, itu bisa dilihat dari sejarah tentang Kesultanan kutai yang menyambut dengan ramah para pendatang dari rombongan bugis wajo dan juga pendatang yang lain semisal Suku banjar dan juga Jawa. Tidak heran banyak budaya dari berbagai penjuru nusantara yang tumbuh dan berbaur disini tanpa mengasingkan kebudaya'an khas Samarinda itu sendiri. Maka wajar bila saya menyebut Samarinda adalah miniatur budaya indonesia.

Monday 30 December 2013

Holla..!!

Selamat malam saudara Suparno, senang bisa berjumpa dengan anda kembali meskipun saya tau nama anda sebenernya bukan Suparno. Tapi karena ini blog gw, jadi gw punya hak buat ngubah nama orang sesuka gw disini, termasuk elo yang lagi ngebaca.Gwakakaka 
Kenapa, masalah buat lo Parno.? Gwahaha.
‘’Woi bego, yang bener dong bikin postingannya.!!”
“Iya bentar, ini gw lagi ngelawak cot.”
“Lawakanlu gak lucu goblok.!!”
“Kampret, nyatai ajadong ngomongnya.!! “
“KENAPA.?? GAK SUKA LOE.??”
“WOI, BENERAN NGAJAK RUSUH LOE.?? LOE PIKIR GW TAKUT...!!” 
“PANAS LOE.?? MAJU LOE SINI.!!”

Lalu yang bikin postingan ini pun berkelahi dengan dirinya sendiri karena postingan gak jelas ini.
 ~TAMAT~


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...